Virusiana & Leukositom

Sejak  ratusan tahun lalu, permusuhan itu sudah terkenal di belahan dunia manapun. Permusuhan antara bangsa  penyebab penyakit dan bangsa pencegah penyakit. Mereka adalah virus dan sel darah putih. Dalam permusuhan ini, bangsa sel darah putih lebih sering mengalahkan para bangsa virus penyebab penyakit..
Namun, di suatu masa,lahirlah seorang anak dari bangsa sel darah putih bernama leukositom. Pada saat yang bersamaan juga dilahirkan anak dari bangsa virus yang diberi nama virusiana. Ibu virusiana berusaha keras untuk melindungi virusiana dari bangsa sel darah putih  hingga ia dewasa.

“nakk, kamu harus jaga diri kamu baik baik, jangan berteman dan menjauhlah jika bertemu bangsa sel darah putih,mengerti?” kata ibu virusiana

 Namun, saat virusiana berumur 1 hari, ia memberanikan diri untuk keluar dari persembunyiannya, untuk melihat dunia luar. Di sisi lain, leukositom tumbuh menjadi sel darah putih yang baik hatinya tetapi sedikit bodoh.  Di persimpangan pembuluh darah, virusiana dan leukositom bertemu. Dengan kepolosannya, Virusiana mengajak leukositom bermain tanpa rasa takut akan dimusnahkan oleh leukositom.
“haii, nama kamu siapa?, kenapa bentukmu berbeda dariku??” tanya virusiana dengan kepolosannya

“aku leukositom, aku dari bangsa sel darah putih, kamu siapa?” jawab leukositom mengejutkan virusiana

“ya ampun… kamu dari bangsa sel darah putih,!!” teriak virusiana lalu pergi meninggalkan leukositom,

“heii, tunggu aku ingin bermain denganmu!!” teriak leukositom menghentikan virusiana

“kata ibuku, aku harus menjauh dari bangsa sel darah putih, karena sel darah putih akan memakan kami bangsa virus” jelas virusiana menunduk

“ha..??, apa benar begitu?? Aku tidak tau akan itu, ibuku tidak pernah memberitahuku hal itu, tapi walaupun begitu, aku tidak akan memakanmu, karna kelihatannya kau anak perempuan yang baik hati.” kata leukositom

“kau tidak berbohong??” tanya virusiana

“iya, aku tidak berbohong virusiana, mari kita bermain” ajak leukositom.

                Mereka bermain dengan senangnya, sampai lupa waktu. Ibu virusiana menunggu dengan cemas dirumah, ia takut anaknya itu telah dimakan sel darah putih.


“virusiana… dimana kamu nak…” kata ibu virusiana dalam hati.
Tak lama kemudian, virusiana pulang dengan gembiranya

“kamu dari mana virusiana??, kenapa kamu keluar?” tanya ibu virusiana
“aku keluar untuk bermain bu, aku ingin tau dunia luar” jawab virusiana
“lain kali, kamu tidak boleh keluar lagi, kamu tau virusiana, ayah kamu sudah musnah karena dimakan oleh sel darah putih”

Virusiana bingung, ia ingin sekali keluar dan menemui leukositom, namun ia harus patuh pada ibunya, ia tidak ingin jadi makanan bagi bangsa sel darah putih. Di tengah kebingungannya, tiba- tiba leukositom mengetuk jendela persembunyiannya.

“heii, virusiana… ayo bermain” bisik leukositom
“leukositomm, bagaimana kau tau persembunyianku??” tanya virusiana kaget
“kemarin, aku mengikuti mu pulang setelah kita bermain, ayo kita main virusiana” ajak leukositom
“nanti ibuku marah leukositom”
“tenang saja, aku tadi melihat ibumu sedang keluar, kita bermain sebentar saja, setelah itu kau akan kuantar pulang sebelum ibumu pulang.” Kata leukositom
“oke dehh” jawab virusiana dengan tersenyum lebar.

Saat mereka telah selesai bermain, dan pulang menuju rumah virusiana, mereka bertemu dengan sel darah putih dewasa. Virusiana gemetar, ia takut dimakan oleh sel darah putih dewasa itu.
“tenang virusiana, jangan takut,aku hitung 1..2…3 kita larri ya”
“oke..”
“1..2..3… lari….”

Mereka lari dengan kencangnya, hampir sja virusiana dimakan, namun leukositom menjulurkan tangan panjangnya untuk menaarik virusiana. Akhirnya mereka pun sampai di rumah virusiana dengan selamat.
“hufftt… hampir saja” ujar virusiana lega
“virusiana, kamu masih mau main sama aku kan??” tanya leukositom cemas
“tenang leukositom, mulai sekarang kamu itu sahabat aku, besok kamu jemput aku lagi ya, kita main petak umpet besok” kata virusiana
“oke, aku pulang dulu ya, nanti ibu kamu tau aku disini”

Setiap hari mereka bermain bersama,orang tua mereka tidak tau akan persahabatan mereka ini. Kalau orang tua leukositom tau, pastilah virusiana akan dimusnahkan oleh mereka, karena bangsa virus memang harus dimusnahkan karena mereka adalah penyebab penyakit pada tubuh manusia.
Namun, suatu hari saat mereka bermain,ayah dan ibu leukositom datang menghampiri mereka. Melihat keakraban virusiana dan leukositom, ayah leukositom menjulurkan tangan panjangnya, hendak memangsa virusiana. Leukositom yang menyadari hal itu, langsung menarik virusiana untuk berlari sekencang mungkin. Ayah leukositom kembali memendekkan tangganya, ia heran dengan anaknya itu.

“leukositom, aku rasa kita tidak bisa lagi bermain bersama. Ini terlalu berbahaya bagiku” kata virusiana di dekat rumahnya
“virusiana, aku juga berfikir seperti itu,bermain denganku membuatmu terancam. Maaf kan aku” ujar leukositom tertunduk
“tapi kau adalah sahabat terbaikku leukositom. Aku berharap kita bisa bertemu lagi suatu hari.”

Mulai hari itu, leukositom dan virusiana tak lagi pernah bermain bersama, bahkan virusiana takut untuk keluar rumaha lagi. Di sisi lain, leukositom  terpaksa memangsa bangsa virus, Karen kini orang tuanya pun sudah tiada lagi. Waktu hidup orang tuanya selama  13 hari telah habis.
Di suatu hari, virusiana menunggu kepulangan ibunya dirumah. Namuh hingga berjam-jam ia menunggu, ibunya tak kunjung pulang, hingga salah satu dari bangsa virus mengabarkan hal buruk pada virusiana, kalau ibunya telah mati dimangsa bangsa sel darah putih. Virusiana menangis hingga berhari hari karena kehilangan satu satunya keluarganya yang tersisa. Ia terbayang akan kasih sayang yang diberikan ibunya disaat ia kecil dulu, saat ibu menunggunya pulang dirumah. Bangsa sel darah putih hanya mampu hidup selama 13 hari, umur leukositom pun semakin berkurang, kini ia berumur 11 hari, 2 hari lagi ia akan mati.
Di awal hari ke 13, leukositom memutuskan untuk mendatangi rumah virusiana, ia berharap virusiana masih hidup.
Tok…tok…tok..
Tak lama kemudian virusiana membuka pintu dengan wajah terkejut dan senang bukan main.

“haii virusiana” sapa leukositom
“leukositommm,!!!, mari kita bermainn, aku tidak takut lagii” kata virusiana dengan semangat
“hari ini adalah hari terakhirku hidup virusiana”
“benarkah??” tanya virusiana terkejut sekaligus sedih
“ia, kau juga sudah terlihat tua”
“kalau begitu, makan lah aku leukositom.”
“apa kau yakin??”
“ia leukositom, ayo cepat sebentar lagi waktu kamu habis”


Akhirnya, leukositom pun memangsa virusiana. Tak lama kemudian, leukositom pun mati. Kini, kisah persahabatan  leukositom dan virusiana  menjadi kisah yang terkenal di bangsa sel darah putih dan bangsa virus.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukankah Cinta Memang Seperti Itu?

Kesedihanmu

Tentang Keindahan