Kejahatan itu bernama Rindu

 Telah ada ratusan purnama hadir menggantikan sabit

Tak terkira pula banyaknya  musim yang telah berganti tak beraturan

Tapi hari-hari ini, untuk pertama kalinya perasaanku menemui kenyataan bahwa ia tak diperbolehkan hadir bahkan setitik pun

Perasaan itu harus segera dilenyapkan dan dibumi hanguskan

Karena sekeras apapun perasaan itu mencari pembenaran

Ia tetaplah sebuah kesalahan

Duhai kawan,

Pernahkah kau bayangkan tingkat tertinggi dari sebuah rindu?

Ia adalah rindu yang bahkan untuk mengucapnya pun merupakan kekeliruan dan kejahatan

Maka apa yang harus kuperbuat?

Pernahkah pula terfikirkan olehmu tentang tujuan yang hilang saat harapan itu masih berjalan kearahnya?

Maka hilang arah menjadi kawan setelahnya

Lalu, apakah akan kutemukan lagi tujuan yang baru?

Dan apakah jalannya akan sama menyakitkannya?

Apakah akan kembali kutemukan rindu yang sesuangguhnya?

Seperti sajakku bertahun yang lalu

Meski rindu ini tak dibenarkan

izinkan segenap perasaan ini kutitipkan pada angin yang biarlah entah kemana arahnya

Jika alam berpihak padaku, maka hembusannya akan sampai padamu, menggerakkan helaian rambutmu.

Pada akhirnya,

Pada setiap tadahan tanganku, kusampaian pintaku untuk sebuah kata ikhlas, dimana satu hari nanti kembali aku bisa memeluk hatiku secara utuh, merelakan apa yang tak dapat kumiliki



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukankah Cinta Memang Seperti Itu?

Kesedihanmu

Tentang Keindahan